Senin, 31 Desember 2012

Cerpen 1: Masih belajar

Hari ke-6, aku jatuh cinta

Reina Ranita yang sukses menjadi atlet renang. Tidak hanya itu, prestasi belajarnya di sekolahpun cukup mengagumkan. Suatu saat..Reina panggilan akrabnya ketika lolos masuk dalam kelas exact yang diimpi-impikannya..nilai pelajarannya di sekolah menurun derastis yang membuatnya sakit hati berat. Hal ini terjadi karena di kelas XII exact pelajaran yang disajikan lebih rumit sehingga Reina kewalahan memanej waktu latihan renang dan pelajarannya di sekolah dengan baik. Dalam problema ini Reina berucap bahwa sakit hati karena pelajaran lebih dalam dari kasus percintaan..Karena argument inilah Yuni sahabatnya membuat permainan cinta selama I Minggu..Bagaiman kelanjutan ceritanya..penasaran..silahkan baca..yuk cerpen dibawah ini!!
`
Dalam denyutan jantung yang begitu kencang, mata membelalak  ke seluruh penjuru papan pengumuman siswa yang lulus di SMA Bakti Jaya. Akhirnya  nama Reina Ranita terselip pada urutan ke-54. Dia terlihat wah…dan merasa tidak yakin bahwa dia bisa lulus di sekolah yang diimpi-impikannya. Meskipun, urutannya tepaut jauh dari prediksinya selama belajar mati-matian. Namun, dibalik itu semua dalam hatinya ia besyukur akan kenikmatan yang hari ini didapatkannya.
Dengan tas kusam yang sedikit pudar Reina berjalan, keluar melewati pintu gerbang sekolah. Tapi, raut mukanya tak sebahagia saat pengumuman tadi, sepertinya ada segudang tanda tanya besar di kepalanya. Bagaimana dia bisa menjalani kehidupan barunya di sekolah yang dia kenal dengan sekolah elit, tempat para orang-orang berduit? Tidak hanya itu nilai plus-plus sekolah tersebut juga didiami oleh siswa-siswa yang cerdas “Waduhhh….gimana yahh? Ini ibarat bumi dan langit…aku hanyalah seorang anak pedagang terobsesi dengan sekolah yang lebih unggul. Setelah saya raih..eh malah terkandas dengan pemikiran-pemikiran negatif…Apakah ada yang mau bergabung denganku??. “ Pikirnya dalam hati.
Situasi ini membuatnya tertekan..maklumlah Reina berasal dari sekolah yang boleh dikata sekolah yang didiami oleh siswa-siswa yang nakalnya tingkat tinggi, tidak mengenal kedisiplinan, dan tempat diasingkannya siswa-siswa yang bemasalah
*****
Hari pertama di sekolah, belum disibukkan dengan proses belajar mengajar. Hal ini, membuat Reina kurang kerjaaan. Dia hanya bisa duduk, dan diam dibangkunya sedangkan teman-temannya yang lain sibuk mengakrabkan diri dengan teman yang baru. “Hummt..sepertinya saya disini tidak dianggap deh, buktinya tidak ada satupun yang mencoba bekenalan denganku“ pikirnya dalam buaian ketidaksanggupannya beradaptasi.
Fatul yang sejak tadi memperhatikan Reina mencoba mendekatinya. dia pun bertegur sapa “ Heyy!!!  Aku Fatul.. kok diam!! Sariawan yah?”. Reina kaget dan mengubah posisi kepalanya yang tadinya tertunduk kaku beraluhan ke atas menengok siapa gerangan yang pertama kali menyapanya. “Hoo..pasti dia tidak tega melihatku seperti orang bego tak bersua”  prasangka negatif Reina tak jua redam “Hey aku Reina.. ini eee..lagi asyik aja nikmati tempat duduk baru” Reina mencoba ngeles. “Oh gitu yah!!! Hemmt  bisa aja kamu..”  Fatul hanya bisa mengangguk dan bepikiran Reina rada-rada aneh
Sejak perkenalannya antara Fatul dan Reina. Lambat laun mereka menjadi dekat dan berkat wejangan yang diberikan Fatul, Reina bisa berpikir positif bahwa jangan cuma gara-gara hal sekonyol ini lantas dia menjadi tidak pede bergaul dan melupakan tujuan awalnya menginjakkan sekolah ini. Jangan pandang sebuah perbedaan sosial itu menyakitkan.
****
Fatul dengan gaya maconya so cool abiss membuat cewek pada gregetan dan ingin menghampirinya. Dia berjalan menuju kelasnya yang sedikit apek dibandingkan kelas-kelas yang lain. Maklumlah sekolah ini, menempatkan siswa-siswinya berdasarkan nilai tertinggi pada saat kelulusan. Sesampainya di kelas terlihat Reina dengan kesendirianya menyapu ruang kelas yang bisa dibilang amat menjijikkan. Kertas dan sampah basah bertebaran di lantai kelas ulah siswa itu sendiri yang tidak bertanggungjawab dan tidak peduli dengan hal yang diperbuatnya. Dengan wajah yang nampak ceria Fatul mengagetkan Reina “ Duh,, rajin amat kamu bersiin nih kelas. Tak usalah inikan bukan sepenuhnya ulah kamu” Reina terkesimak karena Fatul menghadangnya dari belakang dengan secerca pendapatnya “Waduhh..kirain penghuni kelas ini, ternyata kamu..” gusar Reina dan melanjutkan perkataanya “Heyy mumpung saya cepat datang..jadinya dengan sangat ikhlas saya berkenan menyapu kelas ini,, berterimakasihlah engkau”. Fatul hanya bisa berkata “Waduu,,, gua pesan yang lebih lebay dong..maksudku perkataanmuh!! hahahah. Keluar dulu yah “
 Teng..teng bunyi lonceng yang begitu menggetarkan telinga membuat siswa siswi pada beranjak ke kelas masing-masing. Hari ini di kelas Fatul  dan Reina melaksanakan ulangan Matematika. Pelajaran ini agak disukai Reina dibandingkan pelajaran yang lain. Namun, kemampuan Reina belum begitu menonjol harus perlu diasah lagi. Berbeda dengan Fatul yang telah memponis dirinya benci Matematika. Dia seakan ingin mati saja jikalau berhadapan dengan soal Matematika. Saat ulangan Fatul memberi sinyal-sinyal berupa hentakkan kakinya dilantai..dengan maksud Reina memberikannya jawaban…Kebetulan karena system acak..Fatul duduk pas disamping Reina..Akhirnya Reina merasa terganggu dengan lakon Si Fatul..membuat konsentrasinya agak buyar,, dengan terpaksa Reina mengopor jawaban tiap nomor sesuai kemampuannya agar fatul bisa tenang dibangkunya.
***
Pulang sekolah Reina dengan wajah semraut lumayan berminyak dan menggandeng tasnya yang seberat ½ karung beras nampak perasaan lelah begitu mendera tubuhnya. Namun, situasi itu tidak menghalanginya  bangkit melaksanakan shalat ashar. Setiap hari Reina menghabiskan waktunya untuk belajar dan belajar. Nilai-nilanya pun di sekolah sangat memuaskan dan mejanjikan. Dia berkeinginan teguh mengubah nasib menjadi seorang Dosen di sebuah Universitas Negeri.
Dalam selah-selah kesibukannya belajar. Reina  berpikiran mumpung dia masih kelas I ada baiknya mengikuti salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolahnya. Mungkin dapat dia jadikan lahan untuk meningkatkan kecerdasan emosional yang ada pada dirinya.
Diawal semester I, anak kelas dua berbondong bondong ke kelas I untuk mempromosikan organisasi yang diikutinya. “Eh Fatul…kamu cocoknya masuk ekskul basket deh…your body memenuhi persyaratan,  sayang tampangmu..tidak cocok ditampilkan di lapangan basket… tidak larislah untuk sekedar cuci mata sang ratu-ratu sekolah alias tidak menarik hati” Reina dengan ejekan buasnya. “Hummt bilang saja kalau luh tidak rela kalau saya..jadi bahan cubitan cewek-cewek centil sekolahan. Kamu pasti berpikir jikalau saya sukses dan populer sebagai bintang basket mungkin saya tidak akan menyapamu lagi. Jadi kasiankan kamu. Mendingan aku masuk musikalisasi piano…kan seruuu” Fatul menanggapi  Reina dengan takjub.
Dalam perbincangannya, tiba-tiba masuk senior-senior dari OSIS tampangnya sangat judes dan tak ada satupun senyuman yang terselip di bibirnya. Dengan wibawanya mereka memperkenalkan oraganisasinya bahwa OSIS adalah Organisasi terbesar dikalangan SMA yang membawahi semua organisasi-organisasi lainnya. Tes untuk masuk pun sang ketat perlu melalui beberapa tahap penyeleksian diantaranya teks wawancara yang konon menegangkan tujuannya melatih mental dan seberapa besar kemampuan daya nalar dalam menanggapi permasalahan, lanjut ada tes bakat, terus tertulis deh. “Duhh….rasa-rasanya aku tertarik dengan organisasi ini” Ucap Reina dengan suara bervolume rendah. Namun, Fatul yang duduk  pas di belakang Reina pendengarannya sangar tajam dan mutahir. “tidak salah tuh..OSIS!! duhhh..mendingan kamu cari organisasi yang lain deh..sesuai bakat kamu, and di OSIS ngebosanin,!!”. “MMpp..dasar kuping gajah..kamu bisa-bisa aja dengar perkataanku..yang tidak lain  cuma berbisik nyaris tak terdengar. Ehh, semau-mau aku. Hidup-hidupku, raga..bukan ragamu kan..maen atur aja luh!” respond Reina. “Pede kamu yah…sapa juga yang mau atur kamu..gua cuma mengarahkan jalan terbaik…ya udah saya keluar…”  Fatul merespond balik ucapan Reina dengan mantap
Reina sering merasa jikalau dia bercekcok mulut dengan Fatul, saling beradu  argument yang tidak penting, saling menyerang dengan kata-kata yang lumayan pedis sepedis racikan lombok 20 biji. Kenapa Fatul maen kabur aja, selalu dan selalu itu pasti dia mengatakan “aku keluar dulu yah atau ya udah saya ada urusan dikit diluar”..dan itu berlangsung saat nada suara mereka memuncak sampaii kegunung Himalaya.
Wah…wahh….ini  saat—saat menegangkan. “Apa saya bisa melewati hari ini dengan baik??” Harapan Reina akan tes masuk OSIS. Tapi, hasilnya sama sekali tidak memuaskan. Ternyata organisasi ini sangat diminati..ada 50 pendaftar dengan kemampuan yang melebihi Reina. Mereka bisa menjawab hal-hal yang berhubungan dengan keorganisasian. Sedangkan pengetahuan Reina sangat cacat dibidang itu, tak ada sebekas pengalaman yang menyentuh hidupnya akan keorganisasian.
“Jreng-jreng.. sakit hati bikin sakit hati semua telah terjadi berkali-kali kutelah aku peringati,,janganlah kau coba kalau tak mampu” Fatul dengan usilnya mendendangkan lagu. Reina sama sekali tidak meggubrisnya. Dia hanya berjalan melewati Fatul yang tersenyum menang atas argumennya selama ini. Fatul heran karena ejekannya tidak mempang.
 Di hari libur Reina menghabiskan waktunya dengan berenang di kolam renang umum dekat rumahnya. Dengan berenang ia dapat melupakan kegagalannya yang kemarin, serasa otaknya dicuci dari ion negative menjadi positif. Memang berenang baginya adalah ladang untuk mengrefreshkan diri dari segala kejenuhan dan problem hidupnya. Herannya, cuma olahraga renang yang dijagokannya sedangkan cabang olahraga lainnya jempol ke bawah buat Reina .Hummt..dari sinilah..Reina berpikir ”duh,,kanapa tidak kepikiran dari dulu yah.. lebih baik saya ngembangin bakat saya diolahraga renang aja..kan sesuai dengan bakatku..tidak salah sambung lagi kayak kemarin”. Akhirnya dia memutuskan bergabung diteam renang yang dikelola pemerintah tempat dia tinggal. Disini dia diberikan fasilitas yang memadai dengan latihan 2 hari dalam seminggu. Lalu, jikalau latihannya sudah mantap Reina dapat terjun mengikuti lomba-lomba disetiap event.
Kesibukan Reina di luar lingkungan sekolah membuatnya tidak berminat lagi ikut dalam ekskul sekolah. Dia  hanya fokus belajar di sekolah dan aktif dalam team renang yang dijajakinya.
Seiring dengan berjalannya waktu, Reina dengan latihan yang super padat membawanya terjun keberbagai  event perlombaan renang dari  tingakatn awam sampai keajang yang bergengsi yaitu di luar kota. Dia tak sekedar ikut namun berhasil mambawa pulang piala bertahtakan juara sehingga dari kerja kerasnya ini Reina bisa mandiri dapat membayar biaya sekolahnya tanpa merepotkan orang tuanya
Dalam team renang, di mana Reina bergabung. Dia bertemu sosok Yeni teman seatletnya yang ramah dan murah hati. Yeni kini menjadi sahabat baiknya yang selalu mendengar segala keluh kesahnya tentang pelajaran di sekolah, sebaliknya begitupun dengan Yeni. Namun yang membuat Reina dan Yeni dilanda ketidakakuran, problem Yeni dengan pacarnya. “Hey, Yen,,ko kusut!!! Ummmt…pasti Imam lagii. kamu minta putus aja dehh“  nimbrung Reina.”akkkss…enak yah kamu ngomong…kamu ngga pernah rasain sih gimana rasanya patah hati. Imam ngga salah Rein..?” Suara Yeni mendera seiring dengan ucapannya terbatah-batah menahan isak tangis. “Yenn,,,,saya begini karena saya care ma kamu. Terus terang saya capek melihat kamu..pusing hanya gara-gara cowok yang tak pantas ditangisi” gubrak Reina beralasan
“Tapi tidak begini caranya. Aku tidak butuh omelan-omelan buasmu. Tapi, solusi terbaik buat hubungan aku.” Yeni tambah membangkang. Keluhan Yeni tentang pacarnya Imam memang sudah memabaharu di telinga Reina. Namun, Reina tak kunjung give a solution, yang dia inginkan Yeni bisa seperti dirinya menganut jombloisme .Masa muda Reina akan sia-sia jikalau dia dipusingkan oleh seorang cowok. Ada yang lebih penting yaitu prestasi belajar dan tobe a the best swimm atlet. Reina tanpa mengetahui sebab-musabab problema Yeni dengan pacarnya ia langsung berkonklusi bahwa Imam adalah contoh cowok yang tak setia. Ini karena setiap Yeni ingin memperjelas apa yang sebenarnya terjadi,  Reina dengan tegasnya memotong pembicaraannya.  Membuat Yeni tidak nyaman dan berkeputusan tidak akan minta tolong atau share  kepada Reina lagi untuk masalah ini. Akhirnya, setelah beberapa hari tanpa campurtangan Reina, Yeni dapat menyelesaikan masalahnya tanpa  putus dengan pacarnya. Tapi meskipun,  Reina tak membantunya dia tetap menganggap Reina sahabat baik. Jangan cuma hal ini, lantas persahabatannya menjadi kacau balau. Dalam masalahnya yang satu ini Reina tidak dapat membantunya  tapi sisilainnya banyak  bantuan Reina yang dia anggap sangat—sangat bersahaja di hatinya.
Sejak aktivitas Reina yang padat, sosok Fatul hilang dari kehidupannya meskipun dia berada dalam 1 kelas yang sama. Namun, intensitas pertemuannya hanya dalam proses pembelajaran di kelas karena pada saat jam istirahat Reina meluangkan waktunya ke perpustakaan. Hanya sesekali saja mereka bertegur sapa. Reina memaximalkan usaha belajarnya di sekolah karena sepulang sekolah dia melanjutkan aktivitasnya dengan latihan renang. Sehingga hanya sedikit waktu yang tersisa untuk belajar di rumahnya. Semua ini dilakukannya karena tekadnya untuk menembus masuk ke kelas exact. Yang mana tidak semudah yang ia bayangkan…harus mempertahankan nilai-nilai pada bidang studi yang ada di ipa. Masuk ke exact pun harus menggugurkan lebih  dari ribuan siswa. apalagi yang diperebutkan hanya 96 bangku dalam 3 kelas. Dengan bersakit-sakit dahulu ala Reina akhirnya dia dapat memetik buahnya. Dia berhasil lolos meskipun ia ditempatkan di kelas XII Ipa 3. Dia tahu tanpa kerja keras, semua ini tidak dapat digapainya.
Lain halnya dengan Fatul, sesuai bakat dan kesukaanya dia terdampar di kelas XII IPS 1. Ketika Fatul dan Reina tak sama kelas lagi. Fatul merasakan sesuatu yang berbeda.. rindu melihat sosok Reina. Sosok dimana Fatul dapat mengeluarkan segala keunekannya, segala argument yang tidak pentingnya, segala celaan hanya pada Reina. Ia baru sadar tentang perasaannya selama ini.
“ Huh apa iya? Saya saya sedang dilanda cinta?..Huh pantasan aja dulu saat beradu celaan ketika emosi memuncak…sepertinya otomatis saya  maen kabur aja dengan alasan ada urusan di luar dan yang terjadi sebenarnya saya was-was ketika emosi mencapai titik ketidakstabilan, saya sangat menghindari terjadi ketersinggungan antara saya dan dia yang berakibat hubungan pertemanan yang tertata rapi ini menjadi buyar” Senandung cinta dipikiran Fatul
Dalam jajaran tingkatan kelas XII. Penyajian materi tiap pelajaran semakin sulit untuk dipahami. Sehingga butuh porsi belajar yang lebih. Namun, Reina tidak demikian  karena aktivitasnya yang lebih banyak kerenang membuatnya cepat lelah dan tak konsen lagi dalam pelajaran yang disuguhkan di sekolah. Dia hanya belajar maximal ketika ulangan mengahampirinya. Ini membuat nilai yang didapatkannya turun derastis dan menjadi langganan remedial. Kejadian ini membuatnya sangat sakit hati melebihi sakit hati seseorang yang berpacaran. Dia down, putus asa dan menjadikannya malas belajar
Yeni sebagai sahabatnya mencoba menenangkan kegelisahan yang meyelimuti hati Reina yang merembes dipikirannya. Reina perlu waktu untuk melupakannya selama berminggu-minggu. ”Yen..apa gini rasanya sakit hati?? Apa sakit hati karena pelajaran dan cinta sama?. Tapi kayaknya tidak ada yang bisa menyamakan dalamnya sakit hati karena pelajaran, cinta bukan saingan yang berat buat pelajaran.” Wallah.. saya sih pantang ma cowok! buat apa coba bersedih akan seorang cowok, belum sepantasnya “putus yah putus” inikan belum nikah..tidak perlu ada keseriusan” Reina kembali dengan prinsipnya
“Udah..udah tak usah panjang lebar saya tidak butuh teori..saya butuh pengaplikasian kamu. Saya mau buktiin sekaligus menjawab rasa penasaranku ..bahwa kamu pantang sakit hati ma seorang cowok.? Gimana kamu deal ? Cuma 1 Minggu deh”  usulan Yeni
Tanpa berpikir panjang Reina megiyakannya. Dia yakin ucapannya bukan sembarang ucapan dan bisa mempertanggungjawabkan ucapannya tentang cowok. Pas hari ketujuh Reina sendiri yang akan minta putus.
Yeni berpikir harus membuat strategi jitu untuk permainan ini.  “Saya harus turun tangan sendiri mencari siapa gerangan cowok yang cocok untuk dijadikannya umpan. Mesti baik, alim dan cerdas..Jangan sampai Reina bertemu dengan cowok tak karukaruan yang bisa membuatnya terjerumus ke hal yang negatife”
Warnet Strowberry. Reina begitu serius membrowsing tugas sebagai bahan referensi laporan yang disusunnya. Sementara itu, di computer sebelahnya Yeni asyik mendownload lagu-lagu yang hits sekarang ini. Maklumlah Yeni hanya menemani Reina.
“Mas..mas operator…ini komputernya ko jadi laload gini.?.” Suara reina
“Tunggu mba”…terlihat mas operator tidak merespond baik panggilan Reina..ia hanya asyik bermain game!!
Sampai panggilan yang ke-5 mas operator tak kunjung bergerak dari tempatnya untuk membantu Reina yang kesusahan.
Reina dengan tampang kesalnya, emosi membara mendatangi sang operator tak bertanggung jawab itu. Dia berteriak kencang di depannya sampai suranya fals dan membuat pengunjung warnet mengalihkan semua pandangannya pada Reina. Reina tak juga sadar bahwa perbuatannya itu memalukan. Yeni sahabatnya berusaha menenangkan. Namun Reina tetap bersua dengan nada tingginya..” hey,,kamu! kamu tidak ngerti yah kalau aku memanggilmu sejak tadi..untuk..mengecek kenapa computer yang saya pake tiba-tiba tidak connect sedangkan computer lain connect..mas saya disini sudah lumayan lama 1 jam lebih. Kamu tahuukan argonya jalan terus…dan sama sekali saya belum mensave tugas saya”
“Maaf..maafkan kelalaian saya. Saya asyik maen game….sehingga saya tidak memperdulikan mba. Mba..saya harap mba bisa menurunkan nada suara dan mari saya betulkan computernya”  kata operator dengan sesal
“Udah-udah saya  maafkan tapi gak usah lagi kamu betulin. Saya sudah badmood berat, sudah merasa malas. Ini saya bayar!” Reina dengan muaknya.
Reina keluar dari warnet itu. Namun Yeni minta maaf atas perbuatan temannya itu. Saat itu pula pemilik warnet keluar dan dia ternyata adalah Fatul. Dia mendengar ada kegaduhan diluar. Setelah iya tau apa yang terjadi tadi Fatul minta maaf balik kepada Yeni atas perlakuan operatornya. Yeni begitu wah melihat Fatul pemilik warnet yang masih muda dan tuturkatanya pun sangat bijak wajahnya cerah dan begitu mempesona. Yeni langsung klok bahwa ini yang cocok buat Reina.
Dari perkenalan Yeni dan Fatul yang begitu singkat. Yeni tak tanggu-tanggung meminta Fatul untuk bisa berkenalan dengan temannya yang tidak dia beritahukan namanya. Ia hanya berkata bahwa temannya ini cantik, cerdas, tapi agak judes dengan cowok. Mendengar perkataan Yeni Fatul tertarik dengan sosok cewek itu dan mungkin ini jalan terbaik untuk melupakan Reina cinta pertamanya. Dari perbincangannya itu Yeni tidak memberitahukan permainannya dengan Reina. Dia takut kalau Fatul akan menolak comblangannya mentah-mentah.
“Ass. Lam kenal!!” berita terkirim dari Fatul
Reina berkata “nomor baru..ahh palingan cowok-cowok genit yang saya tidak tahu gimana tampangnya dan pendidikannya dan lagi pula pulsa  saya Rp. 0”
Fatul…menunggu jawaban smsnya sampai 20 kali pengiriman pesan tapi tak jua dibalasnya. Fatul takut bicara langsung sehingga ia hanya menggunakan jalur via sms…”biar saya coba 10 kali lagi dengan kalimat yang sama. Hah..kayak ini tipe cewek yan susah ditaklukin” kata Fatul seraya menebak
 “ Ahhh bosan…Dia lagi!! Reina menjadi penasaran tapi tak punya pulsa..oh CM aja..diakan bisa langsung nelpon” Kembali Reina menerima sms
“Ohh..ternyata dia tak punya pulsa..”baiklah saya kirimin kamu pulsa 20” dengan tanggapnya
“Ahh..Mkios..pulsa nyasar oyy rejeki..tapi kok banyak banget”
Reina pun langsung membalas sms yang tadi “Wss..salam kenal..ini sapa yahh..?”
“Ini Fatul saya dapatkan nomu dari Yeni sahabatmu” Balasan balik dari Fatul. “how Fatul..jangan-jangan ini Fatul teman kelas saya waktu kelas 1” Reina kaget menerka. Dengan berbagai pertanyaan usut demi usut Reina sangat yakin Dia Fatul. Selama pengusutan akhirnya Reina memberitahukan bahwa dirinya adalah Reina teman sewaktu kelas 1nya. Fatul tak menyangka….sekalipun bahagia akan Reina “pantasan Reina bertanya melulu tentang diriku”  Fatul sesaat sadar
Cuma lewat sms dan pada hari itu pula..tidak memerlukan waktu panjang Fatul berani mengatakan cinta ke Reina. Reina pun cuma berpikir 2 jamlah untuk mengambil keputusan iya. “ahh, ada baiknya saya..berpacaran ma Fatul untuk membuktikan kata-kataku ma Yeni..toh saya tidak mungkin cinta ma Fatul..jadi gua bisa begitu gampangnya minta putus untuk 1 minggu” pikirnya dalam angan-angannya
5 hari mereka menjalani pacaran. Reina terlihat bosan dan malas keluar bersama Fatul. Ia tidak pernah menerima ajakan dari Fatul. Namun pada hari keenam Fatul dengan seribu rayuan  ia berhasil mengajak Reina. Disinilah Reina melihat sisi baik dari Fatul. Dia terkagum-kagum saat Fatul mengajaknya mampir ke mesjid untuk shalat duhur dan disana Fatul bertegur sapa dengan penjaga mesjid yang tak lain mesjid itu sangat jauh dari tempat tinggalnya. Ternyata dia akrab karena Fatul jikalau pulang kesiangan dari sekolah biasanya ia singgah  untuk shalat dimesjid itu…dan hal itu sudah rutin dilakukan oleh Fatul. “ semua jempolku buat Fatul” pikirnya Reina kasmaran
Sejak itu dipikiran Reina ada seribu cofyan kata yang tertata diotaknya..hanya nama Fatul dan Fatul….”tapi kok benih-benih cinta ini baru tumbuh dihari ke 6 yahh..??” katanya heran
Hari ke-7 Fatul mengajak Reina ketemuan. Disinilah Fatul mengeluarkan segala keunekannya pada Reina..” Ren… selama ini sejak kelas 1 hati ini masih sama-samar akan perasaanku padamu..setelah kamu diderai kesibukan latihan renang dan focus pada pelajaran..kamu tak lagi punya waktu untuk ngobrol bercela-celaan denganku…setelah kita di tempatkan  pada kelas yang berbeda..baru saya sadar perasaan suka yang tak lagi samar namun jelas akan dirimu” Katanya dengan lugas
Reina..dengan wahh..tidak nyangka sebesar inikah rasa sayang Fatul kepada dirinya. Selama ini yang ia tahu..seorang laki-laki akan mudah melupakan cinta..semuanya buaya. Reina berupaya untuk mengontrol perasaan hatinya..yang kini berbunga-bunga..dia tidak ingin kelihatan salah tingkah di depan Fatul
Fatul  tidak memberi Reina kesempatan untuk berbicara “saya tahu apa yang kamu mau bicarakan…kamu tidak bisa membalas rasa sayang ku untukmu..saya tahuu..selama kita berpacaran…..kamu terlihat bosan.. seakan tak ada gairah untuk bicara denganku..itu..terlihat jelas pada pandanganku tiap gerak-gerikmu dan sorot matamu.” Katanya dalam kesakitan “ dan mungkin ini keputusan terbaik untuk kita…hubungan kita cukup sampai di sini, dihari ke-7 kita pacaran.. terima kasih atas segalanya” Fatul dalam ketidak inginannya menyatakan ini..
****
Reina..di kamarnya iya mengamuk-amuk tak jelas..air matanya terus mengalir dari pelupuk matanya yang sipit..yang kini ia rasakan sama dengan perasaannya saat nilainya hancur lebur. Dia sudah bisa tahu bahwa..Diia salah akan anggapannya selama ini dari problem cinta Yeni..Dia termakan dengan omongan dia sendiri…dan ini membuat prestasinya direnang dan di sekolah menjadi anjlok..
Yeni tidak tega melihat…sahabatnya terus menerus begini. Akhinya dengan inisiatifnya sendiri Yeni berbicara dengan Fatul akan isi hati Reina dihari ke-6 mereka pacaran dan menjelaskan permainan cintanya selama ini yang dibuat olehnya dan Reina sebagai korbannya.. Tapi,  ini pelajaran buat Reina..yang tolol cinta..selama ini dia tidak yakin bahwa cinta pada masa  kita ini bisa menimbulkan sakit hati terkhusus pada orang yang baik seperti Fatul..
Akhirnya setelah pejelasan itu..Fatul..direct menelpon Reina
“hah Fatul…!!” Reina melihat di layar hpnya panggilan dari Fatul dari jarak pandangan yang agak jauh dari posisi hp berada..dengan gerakan lincahnya ia langsung mengangkat telepon itu.
“Reina…Ass..ini..mungkin ada sesuatu yang kamu lupa beritahu ke saya pada pertemuan terakhir kita..mungkin sifat jelek aku selama ini ??” Fatul dengan intonasi tegas…rada spekulasi
Reina..dalam hatinya..”kok langsung nyerocos sih…biarlah entah apa maksud dia??? yang penting ini adalah kesempatan baik untuk jujur!!!”. Dengan otomatisnya Reina melenyapkan sifat gengsinya dan berkata “oh..iya..yang saya lupa pada waktu itu…mmmt..memberitahumu…..kalau aku suka kamu..saya nyaman bersamamu? Reina merasa malu-malu..dan langsung menutup teleponnya..
****
Reina kembali jadian dengan Fatul. Mereka menjadi pasangan yang kompak.. Reina belajar mati-matian untuk mendapatkan nilai yang baik di kelasnya jurusan exact dan juga berprestasi pada  olahraga renang.. begitupun  dengan Fatul di kelasnya IPS. Fatul selalu memotivasi Reina bahwa..kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar sesuatu yang kita inginkan meskipun..selalu ada kegagalan. mungkin sedikit ada perasaan sakit hati. Namun bagaimana cara kia mengsiasati kegagalan dengan bangkit kembali. Anggaplah kegagalan itu sebagai kerikil-kerikil dalam mengarungi problema hidup ini dan ingat berdoa agar Allah SWT memudahkannya.
Reina dengan polosnya berkata “ iyah—iyah seperti juga dengan cinta kita… kamu berusaha keras untuk menaklukan hatiku..disaat saya tidak menghiraukanmu…kamu pantang menyerah..memberi power pada dirimu…untuk mencoba”
“HAH kamu itu…tapi ada hasilnya kan..aku berhasil menjadikan sosok Reina yang anti cinta menjadi depresi karena cinta” katanya membual. Caci maki pasangan ini dimulai…cela-celaan dengan batasan wajar..tidak sampai ke hati masing-masing..Mereka tahu yang mana celaan pas untuk dikeluarkan…semua ini hanya candaann semata dan bumbu-bumbu cinta mereka…Dari hal ini..mereka terpilih menjadi pasangan yang unik..kompak dan bersahaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar