Hari ke-6,
aku jatuh cinta
Reina Ranita yang sukses menjadi atlet renang. Tidak hanya itu,
prestasi belajarnya di sekolahpun cukup mengagumkan. Suatu saat..Reina
panggilan akrabnya ketika lolos masuk dalam kelas exact yang
diimpi-impikannya..nilai pelajarannya di sekolah menurun derastis yang
membuatnya sakit hati berat. Hal ini terjadi karena di kelas XII exact
pelajaran yang disajikan lebih rumit sehingga Reina kewalahan memanej waktu
latihan renang dan pelajarannya di sekolah dengan baik. Dalam problema ini
Reina berucap bahwa sakit hati karena pelajaran lebih dalam dari kasus
percintaan..Karena argument inilah Yuni sahabatnya membuat permainan cinta
selama I Minggu..Bagaiman kelanjutan ceritanya..penasaran..silahkan baca..yuk
cerpen dibawah ini!!
`
Dalam denyutan jantung yang begitu kencang, mata membelalak ke seluruh penjuru papan pengumuman siswa
yang lulus di SMA Bakti Jaya. Akhirnya
nama Reina Ranita terselip pada urutan ke-54. Dia terlihat wah…dan
merasa tidak yakin bahwa dia bisa lulus di sekolah yang diimpi-impikannya. Meskipun,
urutannya tepaut jauh dari prediksinya selama belajar mati-matian. Namun, dibalik
itu semua dalam hatinya ia besyukur akan kenikmatan yang hari ini didapatkannya.
Dengan tas kusam yang sedikit pudar Reina berjalan, keluar
melewati pintu gerbang sekolah. Tapi, raut mukanya tak sebahagia saat
pengumuman tadi, sepertinya ada segudang tanda tanya besar di kepalanya.
Bagaimana dia bisa menjalani kehidupan barunya di sekolah yang dia kenal dengan
sekolah elit, tempat para orang-orang berduit? Tidak hanya itu nilai plus-plus
sekolah tersebut juga didiami oleh siswa-siswa yang cerdas “Waduhhh….gimana
yahh? Ini ibarat bumi dan langit…aku hanyalah seorang anak pedagang terobsesi
dengan sekolah yang lebih unggul. Setelah saya raih..eh malah terkandas dengan
pemikiran-pemikiran negatif…Apakah ada yang mau bergabung denganku??. “
Pikirnya dalam hati.
Situasi ini membuatnya tertekan..maklumlah Reina berasal dari
sekolah yang boleh dikata sekolah yang didiami oleh siswa-siswa yang nakalnya
tingkat tinggi, tidak mengenal kedisiplinan, dan tempat diasingkannya
siswa-siswa yang bemasalah
*****
Hari pertama di sekolah, belum disibukkan dengan proses belajar
mengajar. Hal ini, membuat Reina kurang kerjaaan. Dia hanya bisa duduk, dan diam
dibangkunya sedangkan teman-temannya yang lain sibuk mengakrabkan diri dengan
teman yang baru. “Hummt..sepertinya saya disini tidak dianggap deh, buktinya
tidak ada satupun yang mencoba bekenalan denganku“ pikirnya dalam buaian
ketidaksanggupannya beradaptasi.
Fatul yang sejak tadi memperhatikan Reina mencoba mendekatinya. dia
pun bertegur sapa “ Heyy!!! Aku Fatul.. kok
diam!! Sariawan yah?”. Reina kaget dan mengubah posisi kepalanya yang tadinya
tertunduk kaku beraluhan ke atas menengok siapa gerangan yang pertama kali
menyapanya. “Hoo..pasti dia tidak tega melihatku seperti orang bego tak
bersua” prasangka negatif Reina tak jua
redam “Hey aku Reina.. ini eee..lagi asyik aja nikmati tempat duduk baru” Reina
mencoba ngeles. “Oh gitu yah!!! Hemmt
bisa aja kamu..” Fatul hanya bisa
mengangguk dan bepikiran Reina rada-rada aneh
Sejak perkenalannya antara Fatul dan Reina. Lambat laun mereka
menjadi dekat dan berkat wejangan yang diberikan Fatul, Reina bisa berpikir
positif bahwa jangan cuma gara-gara hal sekonyol ini lantas dia menjadi tidak
pede bergaul dan melupakan tujuan awalnya menginjakkan sekolah ini. Jangan
pandang sebuah perbedaan sosial itu menyakitkan.
****
Fatul dengan gaya maconya so cool abiss membuat cewek pada
gregetan dan ingin menghampirinya. Dia berjalan menuju kelasnya yang sedikit
apek dibandingkan kelas-kelas yang lain. Maklumlah sekolah ini, menempatkan
siswa-siswinya berdasarkan nilai tertinggi pada saat kelulusan. Sesampainya di kelas
terlihat Reina dengan kesendirianya menyapu ruang kelas yang bisa dibilang amat
menjijikkan. Kertas dan sampah basah bertebaran di lantai kelas ulah siswa itu
sendiri yang tidak bertanggungjawab dan tidak peduli dengan hal yang
diperbuatnya. Dengan wajah yang nampak ceria Fatul mengagetkan Reina “ Duh,, rajin
amat kamu bersiin nih kelas. Tak usalah inikan bukan sepenuhnya ulah kamu” Reina
terkesimak karena Fatul menghadangnya dari belakang dengan secerca pendapatnya
“Waduhh..kirain penghuni kelas ini, ternyata kamu..” gusar Reina dan melanjutkan
perkataanya “Heyy mumpung saya cepat datang..jadinya dengan sangat ikhlas saya
berkenan menyapu kelas ini,, berterimakasihlah engkau”. Fatul hanya bisa
berkata “Waduu,,, gua pesan yang lebih lebay dong..maksudku perkataanmuh!!
hahahah. Keluar dulu yah “
Teng..teng bunyi lonceng yang
begitu menggetarkan telinga membuat siswa siswi pada beranjak ke kelas
masing-masing. Hari ini di kelas Fatul
dan Reina melaksanakan ulangan Matematika. Pelajaran ini agak disukai Reina
dibandingkan pelajaran yang lain. Namun, kemampuan Reina belum begitu menonjol
harus perlu diasah lagi. Berbeda dengan Fatul yang telah memponis dirinya benci
Matematika. Dia seakan ingin mati saja jikalau berhadapan dengan soal Matematika.
Saat ulangan Fatul memberi sinyal-sinyal berupa hentakkan kakinya
dilantai..dengan maksud Reina memberikannya jawaban…Kebetulan karena system
acak..Fatul duduk pas disamping Reina..Akhirnya Reina merasa terganggu dengan
lakon Si Fatul..membuat konsentrasinya agak buyar,, dengan terpaksa Reina mengopor
jawaban tiap nomor sesuai kemampuannya agar fatul bisa tenang dibangkunya.
***
Pulang sekolah Reina dengan wajah semraut lumayan berminyak dan
menggandeng tasnya yang seberat ½ karung beras nampak perasaan lelah begitu mendera
tubuhnya. Namun, situasi itu tidak menghalanginya bangkit melaksanakan shalat ashar. Setiap hari
Reina menghabiskan waktunya untuk belajar dan belajar. Nilai-nilanya pun di
sekolah sangat memuaskan dan mejanjikan. Dia berkeinginan teguh mengubah nasib
menjadi seorang Dosen di sebuah Universitas Negeri.
Dalam selah-selah kesibukannya belajar. Reina berpikiran mumpung dia masih kelas I ada
baiknya mengikuti salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolahnya. Mungkin
dapat dia jadikan lahan untuk meningkatkan kecerdasan emosional yang ada pada
dirinya.
Diawal semester I, anak kelas dua berbondong bondong ke kelas I
untuk mempromosikan organisasi yang diikutinya. “Eh Fatul…kamu cocoknya masuk ekskul
basket deh…your body memenuhi persyaratan, sayang tampangmu..tidak cocok ditampilkan di lapangan
basket… tidak larislah untuk sekedar cuci mata sang ratu-ratu sekolah alias tidak
menarik hati” Reina dengan ejekan buasnya. “Hummt bilang saja kalau luh tidak
rela kalau saya..jadi bahan cubitan cewek-cewek centil sekolahan. Kamu pasti
berpikir jikalau saya sukses dan populer sebagai bintang basket mungkin saya
tidak akan menyapamu lagi. Jadi kasiankan kamu. Mendingan aku masuk musikalisasi
piano…kan seruuu” Fatul menanggapi Reina
dengan takjub.
Dalam perbincangannya, tiba-tiba masuk senior-senior dari OSIS tampangnya
sangat judes dan tak ada satupun senyuman yang terselip di bibirnya. Dengan
wibawanya mereka memperkenalkan oraganisasinya bahwa OSIS adalah Organisasi terbesar
dikalangan SMA yang membawahi semua organisasi-organisasi lainnya. Tes untuk
masuk pun sang ketat perlu melalui beberapa tahap penyeleksian diantaranya teks
wawancara yang konon menegangkan tujuannya melatih mental dan seberapa besar
kemampuan daya nalar dalam menanggapi permasalahan, lanjut ada tes bakat, terus
tertulis deh. “Duhh….rasa-rasanya aku tertarik dengan organisasi ini” Ucap Reina
dengan suara bervolume rendah. Namun, Fatul yang duduk pas di belakang Reina pendengarannya sangar tajam
dan mutahir. “tidak salah tuh..OSIS!! duhhh..mendingan kamu cari organisasi yang
lain deh..sesuai bakat kamu, and di OSIS ngebosanin,!!”. “MMpp..dasar kuping
gajah..kamu bisa-bisa aja dengar perkataanku..yang tidak lain cuma berbisik nyaris tak terdengar. Ehh, semau-mau
aku. Hidup-hidupku, raga..bukan ragamu kan..maen atur aja luh!” respond Reina.
“Pede kamu yah…sapa juga yang mau atur kamu..gua cuma mengarahkan jalan
terbaik…ya udah saya keluar…” Fatul merespond
balik ucapan Reina dengan mantap
Reina sering merasa jikalau dia bercekcok mulut dengan Fatul,
saling beradu argument yang tidak
penting, saling menyerang dengan kata-kata yang lumayan pedis sepedis racikan lombok
20 biji. Kenapa Fatul maen kabur aja, selalu dan selalu itu pasti dia
mengatakan “aku keluar dulu yah atau ya udah saya ada urusan dikit diluar”..dan
itu berlangsung saat nada suara mereka memuncak sampaii kegunung Himalaya.
Wah…wahh….ini saat—saat menegangkan.
“Apa saya bisa melewati hari ini dengan baik??” Harapan Reina akan tes masuk
OSIS. Tapi, hasilnya sama sekali tidak memuaskan. Ternyata organisasi ini
sangat diminati..ada 50 pendaftar dengan kemampuan yang melebihi Reina. Mereka
bisa menjawab hal-hal yang berhubungan dengan keorganisasian. Sedangkan pengetahuan
Reina sangat cacat dibidang itu, tak ada sebekas pengalaman yang menyentuh
hidupnya akan keorganisasian.
“Jreng-jreng.. sakit hati bikin sakit hati semua telah terjadi
berkali-kali kutelah aku peringati,,janganlah kau coba kalau tak mampu” Fatul
dengan usilnya mendendangkan lagu. Reina sama sekali tidak meggubrisnya. Dia
hanya berjalan melewati Fatul yang tersenyum menang atas argumennya selama ini.
Fatul heran karena ejekannya tidak mempang.
Di hari libur Reina
menghabiskan waktunya dengan berenang di kolam renang umum dekat rumahnya. Dengan
berenang ia dapat melupakan kegagalannya yang kemarin, serasa otaknya dicuci
dari ion negative menjadi positif. Memang berenang baginya adalah ladang untuk
mengrefreshkan diri dari segala kejenuhan dan problem hidupnya. Herannya, cuma
olahraga renang yang dijagokannya sedangkan cabang olahraga lainnya jempol ke
bawah buat Reina .Hummt..dari sinilah..Reina berpikir ”duh,,kanapa tidak
kepikiran dari dulu yah.. lebih baik saya ngembangin bakat saya diolahraga
renang aja..kan sesuai dengan bakatku..tidak salah sambung lagi kayak kemarin”.
Akhirnya dia memutuskan bergabung diteam renang yang dikelola pemerintah tempat
dia tinggal. Disini dia diberikan fasilitas yang memadai dengan latihan 2 hari
dalam seminggu. Lalu, jikalau latihannya sudah mantap Reina dapat terjun
mengikuti lomba-lomba disetiap event.
Kesibukan Reina di luar lingkungan sekolah membuatnya tidak
berminat lagi ikut dalam ekskul sekolah. Dia hanya fokus belajar di sekolah dan aktif dalam
team renang yang dijajakinya.
Seiring dengan berjalannya waktu, Reina dengan latihan yang
super padat membawanya terjun keberbagai
event perlombaan renang dari
tingakatn awam sampai keajang yang bergengsi yaitu di luar kota. Dia tak
sekedar ikut namun berhasil mambawa pulang piala bertahtakan juara sehingga
dari kerja kerasnya ini Reina bisa mandiri dapat membayar biaya sekolahnya
tanpa merepotkan orang tuanya
Dalam team renang, di mana Reina bergabung. Dia bertemu sosok
Yeni teman seatletnya yang ramah dan murah hati. Yeni kini menjadi sahabat
baiknya yang selalu mendengar segala keluh kesahnya tentang pelajaran di sekolah,
sebaliknya begitupun dengan Yeni. Namun yang membuat Reina dan Yeni dilanda
ketidakakuran, problem Yeni dengan pacarnya. “Hey, Yen,,ko kusut!!! Ummmt…pasti
Imam lagii. kamu minta putus aja dehh“ nimbrung
Reina.”akkkss…enak yah kamu ngomong…kamu ngga pernah rasain sih gimana rasanya
patah hati. Imam ngga salah Rein..?” Suara Yeni mendera seiring dengan ucapannya
terbatah-batah menahan isak tangis. “Yenn,,,,saya begini karena saya care ma
kamu. Terus terang saya capek melihat kamu..pusing hanya gara-gara cowok yang
tak pantas ditangisi” gubrak Reina beralasan
“Tapi tidak begini caranya. Aku tidak butuh omelan-omelan
buasmu. Tapi, solusi terbaik buat hubungan aku.” Yeni tambah membangkang.
Keluhan Yeni tentang pacarnya Imam memang sudah memabaharu di telinga Reina. Namun,
Reina tak kunjung give a solution, yang dia inginkan Yeni bisa seperti dirinya
menganut jombloisme .Masa muda Reina akan sia-sia jikalau dia dipusingkan oleh
seorang cowok. Ada yang lebih penting yaitu prestasi belajar dan tobe a the
best swimm atlet. Reina tanpa mengetahui sebab-musabab problema Yeni dengan
pacarnya ia langsung berkonklusi bahwa Imam adalah contoh cowok yang tak setia.
Ini karena setiap Yeni ingin memperjelas apa yang sebenarnya terjadi, Reina dengan tegasnya memotong pembicaraannya.
Membuat Yeni tidak nyaman dan
berkeputusan tidak akan minta tolong atau share kepada Reina lagi untuk masalah ini. Akhirnya,
setelah beberapa hari tanpa campurtangan Reina, Yeni dapat menyelesaikan masalahnya
tanpa putus dengan pacarnya. Tapi meskipun,
Reina tak membantunya dia tetap menganggap
Reina sahabat baik. Jangan cuma hal ini, lantas persahabatannya menjadi kacau
balau. Dalam masalahnya yang satu ini Reina tidak dapat membantunya tapi sisilainnya banyak bantuan Reina yang dia anggap sangat—sangat bersahaja
di hatinya.
Sejak aktivitas Reina yang padat, sosok Fatul hilang dari
kehidupannya meskipun dia berada dalam 1 kelas yang sama. Namun, intensitas
pertemuannya hanya dalam proses pembelajaran di kelas karena pada saat jam
istirahat Reina meluangkan waktunya ke perpustakaan. Hanya sesekali saja mereka
bertegur sapa. Reina memaximalkan usaha belajarnya di sekolah karena sepulang
sekolah dia melanjutkan aktivitasnya dengan latihan renang. Sehingga hanya
sedikit waktu yang tersisa untuk belajar di rumahnya. Semua ini dilakukannya karena
tekadnya untuk menembus masuk ke kelas exact. Yang mana tidak semudah yang ia
bayangkan…harus mempertahankan nilai-nilai pada bidang studi yang ada di ipa.
Masuk ke exact pun harus menggugurkan lebih
dari ribuan siswa. apalagi yang diperebutkan hanya 96 bangku dalam 3
kelas. Dengan bersakit-sakit dahulu ala Reina akhirnya dia dapat memetik
buahnya. Dia berhasil lolos meskipun ia ditempatkan di kelas XII Ipa 3. Dia
tahu tanpa kerja keras, semua ini tidak dapat digapainya.
Lain halnya dengan Fatul, sesuai bakat dan kesukaanya dia terdampar
di kelas XII IPS 1. Ketika Fatul dan Reina tak sama kelas lagi. Fatul merasakan
sesuatu yang berbeda.. rindu melihat sosok Reina. Sosok dimana Fatul dapat
mengeluarkan segala keunekannya, segala argument yang tidak pentingnya, segala
celaan hanya pada Reina. Ia baru sadar tentang perasaannya selama ini.
“ Huh apa iya? Saya saya sedang dilanda cinta?..Huh pantasan aja
dulu saat beradu celaan ketika emosi memuncak…sepertinya otomatis saya maen kabur aja dengan alasan ada urusan di luar
dan yang terjadi sebenarnya saya was-was ketika emosi mencapai titik
ketidakstabilan, saya sangat menghindari terjadi ketersinggungan antara saya
dan dia yang berakibat hubungan pertemanan yang tertata rapi ini menjadi buyar”
Senandung cinta dipikiran Fatul
Dalam jajaran tingkatan kelas XII. Penyajian materi tiap pelajaran
semakin sulit untuk dipahami. Sehingga butuh porsi belajar yang lebih. Namun,
Reina tidak demikian karena aktivitasnya
yang lebih banyak kerenang membuatnya cepat lelah dan tak konsen lagi dalam
pelajaran yang disuguhkan di sekolah. Dia hanya belajar maximal ketika ulangan
mengahampirinya. Ini membuat nilai yang didapatkannya turun derastis dan menjadi
langganan remedial. Kejadian ini membuatnya sangat sakit hati melebihi sakit
hati seseorang yang berpacaran. Dia down, putus asa dan menjadikannya malas
belajar
Yeni sebagai sahabatnya mencoba menenangkan kegelisahan yang
meyelimuti hati Reina yang merembes dipikirannya. Reina perlu waktu untuk
melupakannya selama berminggu-minggu. ”Yen..apa gini rasanya sakit hati?? Apa
sakit hati karena pelajaran dan cinta sama?. Tapi kayaknya tidak ada yang bisa
menyamakan dalamnya sakit hati karena pelajaran, cinta bukan saingan yang berat
buat pelajaran.” Wallah.. saya sih pantang ma cowok! buat apa coba bersedih
akan seorang cowok, belum sepantasnya “putus yah putus” inikan belum nikah..tidak
perlu ada keseriusan” Reina kembali dengan prinsipnya
“Udah..udah tak usah panjang lebar saya tidak butuh teori..saya
butuh pengaplikasian kamu. Saya mau buktiin sekaligus menjawab rasa penasaranku
..bahwa kamu pantang sakit hati ma seorang cowok.? Gimana kamu deal ? Cuma 1
Minggu deh” usulan Yeni
Tanpa berpikir panjang Reina megiyakannya. Dia yakin ucapannya bukan
sembarang ucapan dan bisa mempertanggungjawabkan ucapannya tentang cowok. Pas
hari ketujuh Reina sendiri yang akan minta putus.
Yeni berpikir harus membuat strategi jitu untuk permainan ini. “Saya harus turun tangan sendiri mencari siapa
gerangan cowok yang cocok untuk dijadikannya umpan. Mesti baik, alim dan
cerdas..Jangan sampai Reina bertemu dengan cowok tak karukaruan yang bisa
membuatnya terjerumus ke hal yang negatife”
Warnet Strowberry. Reina begitu serius membrowsing tugas sebagai
bahan referensi laporan yang disusunnya. Sementara itu, di computer sebelahnya
Yeni asyik mendownload lagu-lagu yang hits sekarang ini. Maklumlah Yeni hanya
menemani Reina.
“Mas..mas operator…ini komputernya ko jadi laload gini.?.” Suara
reina
“Tunggu mba”…terlihat
mas operator tidak merespond baik panggilan Reina..ia hanya asyik bermain
game!!
Sampai panggilan yang ke-5 mas operator tak kunjung bergerak
dari tempatnya untuk membantu Reina yang kesusahan.
Reina dengan tampang kesalnya, emosi membara mendatangi sang operator
tak bertanggung jawab itu. Dia berteriak kencang di depannya sampai suranya
fals dan membuat pengunjung warnet mengalihkan semua pandangannya pada Reina. Reina
tak juga sadar bahwa perbuatannya itu memalukan. Yeni sahabatnya berusaha
menenangkan. Namun Reina tetap bersua dengan nada tingginya..” hey,,kamu! kamu
tidak ngerti yah kalau aku memanggilmu sejak tadi..untuk..mengecek kenapa
computer yang saya pake tiba-tiba tidak connect sedangkan computer lain connect..mas
saya disini sudah lumayan lama 1 jam lebih. Kamu tahuukan argonya jalan
terus…dan sama sekali saya belum mensave tugas saya”
“Maaf..maafkan kelalaian saya. Saya asyik maen game….sehingga
saya tidak memperdulikan mba. Mba..saya harap mba bisa menurunkan nada suara dan
mari saya betulkan computernya” kata
operator dengan sesal
“Udah-udah saya maafkan
tapi gak usah lagi kamu betulin. Saya sudah badmood berat, sudah merasa malas.
Ini saya bayar!” Reina dengan muaknya.
Reina keluar dari warnet itu. Namun Yeni minta maaf atas
perbuatan temannya itu. Saat itu pula pemilik warnet keluar dan dia ternyata adalah
Fatul. Dia mendengar ada kegaduhan diluar. Setelah iya tau apa yang terjadi
tadi Fatul minta maaf balik kepada Yeni atas perlakuan operatornya. Yeni begitu
wah melihat Fatul pemilik warnet yang masih muda dan tuturkatanya pun sangat
bijak wajahnya cerah dan begitu mempesona. Yeni langsung klok bahwa ini yang
cocok buat Reina.
Dari perkenalan Yeni dan Fatul yang begitu singkat. Yeni tak
tanggu-tanggung meminta Fatul untuk bisa berkenalan dengan temannya yang tidak dia
beritahukan namanya. Ia hanya berkata bahwa temannya ini cantik, cerdas, tapi
agak judes dengan cowok. Mendengar perkataan Yeni Fatul tertarik dengan sosok cewek
itu dan mungkin ini jalan terbaik untuk melupakan Reina cinta pertamanya. Dari perbincangannya
itu Yeni tidak memberitahukan permainannya dengan Reina. Dia takut kalau Fatul
akan menolak comblangannya mentah-mentah.
“Ass. Lam kenal!!” berita terkirim dari Fatul
Reina berkata “nomor baru..ahh palingan cowok-cowok genit yang
saya tidak tahu gimana tampangnya dan pendidikannya dan lagi pula pulsa saya Rp. 0”
Fatul…menunggu jawaban smsnya sampai 20 kali pengiriman pesan
tapi tak jua dibalasnya. Fatul takut bicara langsung sehingga ia hanya
menggunakan jalur via sms…”biar saya coba 10 kali lagi dengan kalimat yang sama.
Hah..kayak ini tipe cewek yan susah ditaklukin” kata Fatul seraya menebak
“ Ahhh bosan…Dia lagi!! Reina menjadi
penasaran tapi tak punya pulsa..oh CM aja..diakan bisa langsung nelpon” Kembali
Reina menerima sms
“Ohh..ternyata dia tak punya pulsa..”baiklah saya kirimin kamu
pulsa 20” dengan tanggapnya
“Ahh..Mkios..pulsa nyasar oyy rejeki..tapi kok banyak banget”
Reina pun langsung membalas sms yang tadi “Wss..salam kenal..ini
sapa yahh..?”
“Ini Fatul saya dapatkan nomu dari Yeni sahabatmu” Balasan balik
dari Fatul. “how Fatul..jangan-jangan ini Fatul teman kelas saya waktu kelas 1”
Reina kaget menerka. Dengan berbagai pertanyaan usut demi usut Reina sangat
yakin Dia Fatul. Selama pengusutan akhirnya Reina memberitahukan bahwa dirinya
adalah Reina teman sewaktu kelas 1nya. Fatul tak menyangka….sekalipun bahagia
akan Reina “pantasan Reina bertanya melulu tentang diriku” Fatul sesaat sadar
Cuma lewat sms dan pada hari itu pula..tidak memerlukan waktu
panjang Fatul berani mengatakan cinta ke Reina. Reina pun cuma berpikir 2
jamlah untuk mengambil keputusan iya. “ahh, ada baiknya saya..berpacaran ma Fatul
untuk membuktikan kata-kataku ma Yeni..toh saya tidak mungkin cinta ma Fatul..jadi
gua bisa begitu gampangnya minta putus untuk 1 minggu” pikirnya dalam
angan-angannya
5 hari mereka menjalani pacaran. Reina terlihat bosan dan malas
keluar bersama Fatul. Ia tidak pernah menerima ajakan dari Fatul. Namun pada
hari keenam Fatul dengan seribu rayuan ia berhasil mengajak Reina. Disinilah Reina melihat
sisi baik dari Fatul. Dia terkagum-kagum saat Fatul mengajaknya mampir ke
mesjid untuk shalat duhur dan disana Fatul bertegur sapa dengan penjaga mesjid
yang tak lain mesjid itu sangat jauh dari tempat tinggalnya. Ternyata dia akrab
karena Fatul jikalau pulang kesiangan dari sekolah biasanya ia singgah untuk shalat dimesjid itu…dan hal itu sudah
rutin dilakukan oleh Fatul. “ semua jempolku buat Fatul” pikirnya Reina
kasmaran
Sejak itu dipikiran Reina ada seribu cofyan kata yang tertata
diotaknya..hanya nama Fatul dan Fatul….”tapi kok benih-benih cinta ini baru
tumbuh dihari ke 6 yahh..??” katanya heran
Hari ke-7 Fatul mengajak Reina ketemuan. Disinilah Fatul
mengeluarkan segala keunekannya pada Reina..” Ren… selama ini sejak kelas 1 hati
ini masih sama-samar akan perasaanku padamu..setelah kamu diderai kesibukan latihan
renang dan focus pada pelajaran..kamu tak lagi punya waktu untuk ngobrol
bercela-celaan denganku…setelah kita di tempatkan pada kelas yang berbeda..baru saya sadar perasaan
suka yang tak lagi samar namun jelas akan dirimu” Katanya dengan lugas
Reina..dengan wahh..tidak nyangka sebesar inikah rasa sayang Fatul
kepada dirinya. Selama ini yang ia tahu..seorang laki-laki akan mudah melupakan
cinta..semuanya buaya. Reina berupaya untuk mengontrol perasaan hatinya..yang
kini berbunga-bunga..dia tidak ingin kelihatan salah tingkah di depan Fatul
Fatul tidak memberi Reina
kesempatan untuk berbicara “saya tahu apa yang kamu mau bicarakan…kamu tidak
bisa membalas rasa sayang ku untukmu..saya tahuu..selama kita berpacaran…..kamu
terlihat bosan.. seakan tak ada gairah untuk bicara denganku..itu..terlihat
jelas pada pandanganku tiap gerak-gerikmu dan sorot matamu.” Katanya dalam
kesakitan “ dan mungkin ini keputusan terbaik untuk kita…hubungan kita cukup sampai
di sini, dihari ke-7 kita pacaran.. terima kasih atas segalanya” Fatul dalam
ketidak inginannya menyatakan ini..
****
Reina..di kamarnya iya mengamuk-amuk tak jelas..air matanya
terus mengalir dari pelupuk matanya yang sipit..yang kini ia rasakan sama
dengan perasaannya saat nilainya hancur lebur. Dia sudah bisa tahu bahwa..Diia
salah akan anggapannya selama ini dari problem cinta Yeni..Dia termakan dengan
omongan dia sendiri…dan ini membuat prestasinya direnang dan di sekolah menjadi
anjlok..
Yeni tidak tega melihat…sahabatnya terus menerus begini. Akhinya
dengan inisiatifnya sendiri Yeni berbicara dengan Fatul akan isi hati Reina
dihari ke-6 mereka pacaran dan menjelaskan permainan cintanya selama ini yang
dibuat olehnya dan Reina sebagai korbannya.. Tapi, ini pelajaran buat Reina..yang tolol
cinta..selama ini dia tidak yakin bahwa cinta pada masa kita ini bisa menimbulkan sakit hati terkhusus
pada orang yang baik seperti Fatul..
Akhirnya setelah pejelasan itu..Fatul..direct menelpon Reina
“hah Fatul…!!” Reina melihat di layar hpnya panggilan dari Fatul
dari jarak pandangan yang agak jauh dari posisi hp berada..dengan gerakan
lincahnya ia langsung mengangkat telepon itu.
“Reina…Ass..ini..mungkin ada sesuatu yang kamu lupa beritahu ke
saya pada pertemuan terakhir kita..mungkin sifat jelek aku selama ini ??” Fatul
dengan intonasi tegas…rada spekulasi
Reina..dalam hatinya..”kok langsung nyerocos sih…biarlah entah
apa maksud dia??? yang penting ini adalah kesempatan baik untuk jujur!!!”.
Dengan otomatisnya Reina melenyapkan sifat gengsinya dan berkata “oh..iya..yang
saya lupa pada waktu itu…mmmt..memberitahumu…..kalau aku suka kamu..saya nyaman
bersamamu? Reina merasa malu-malu..dan langsung menutup teleponnya..
****
Reina kembali jadian dengan Fatul. Mereka menjadi pasangan yang
kompak.. Reina belajar mati-matian untuk mendapatkan nilai yang baik di kelasnya
jurusan exact dan juga berprestasi pada olahraga renang.. begitupun dengan Fatul di kelasnya IPS. Fatul selalu
memotivasi Reina bahwa..kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar
sesuatu yang kita inginkan meskipun..selalu ada kegagalan. mungkin sedikit ada
perasaan sakit hati. Namun bagaimana cara kia mengsiasati kegagalan dengan
bangkit kembali. Anggaplah kegagalan itu sebagai kerikil-kerikil dalam
mengarungi problema hidup ini dan ingat berdoa agar Allah SWT memudahkannya.
Reina dengan polosnya berkata “ iyah—iyah seperti juga dengan
cinta kita… kamu berusaha keras untuk menaklukan hatiku..disaat saya tidak
menghiraukanmu…kamu pantang menyerah..memberi power pada dirimu…untuk mencoba”
“HAH kamu itu…tapi ada hasilnya kan..aku berhasil menjadikan
sosok Reina yang anti cinta menjadi depresi karena cinta” katanya membual. Caci
maki pasangan ini dimulai…cela-celaan dengan batasan wajar..tidak sampai ke
hati masing-masing..Mereka tahu yang mana celaan pas untuk dikeluarkan…semua
ini hanya candaann semata dan bumbu-bumbu cinta mereka…Dari hal ini..mereka
terpilih menjadi pasangan yang unik..kompak dan bersahaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar