DAFTAR ISI
KATA
PENGENTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang...................................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................................... 2
C. Manfaat................................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendekatan Pembelajaran................................................................... 3
B. Perbedaan
Prinsip dan Pendekatan....................................................................... 4
C. Perbedaan antara model, pendekatan, strategi,
metode,
teknik, taktik pembelajaran................................................................................... 5
D.
Tipe-tipe Pendekatan Pembelajaran...................................................................... 6
E. Implikasi Pendekatan Pembelajaran...................................................................... 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
.......................................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah
satu permasalahan pendidikan yang dihadapi sekolah pada umumnya adalah
rendahnya mutu pendidikan. Usaha peningkatan kualitas pendidikan terus
dilaksanakan secara sistematis. Pembaharuan pendidikan tersebut merupakan upaya
sadar yang sengaja dilakukan dengan tujuan memperbaiki praktek pendidikan
dengan sungguh-sungguh. Upaya peningkatan mutu pendidikan salah satunya adalah
menciptakan kurikulum yang lebih memberdayakan peserta didik. Untuk itu, perlu
dirancang sebuah kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan
nasional yakni menghasilkan manusia yang berkualitas dan berkompeten.
Selain
itu, mutu pendidikan juga sangat ditentukan oleh pendekatan-pendekatan yang
digunakan para guru dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pendidikan. Ketepatan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap materi
pelajaran yang diberikan, serta terhadap proses dan hasil belajar siswa. Siswa
akan mudah menerima materi yang diberikan oleh guru apabila pendekatan
pembelajaran yang digunakan tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajarannya.
Adapun permasalahan yang dihadapi siswa antara lain kemandirian dan kedewasaan
yang lambat, ini dilihat dari perilaku siswa di kelas yang sering ramai dan
tidak merespon materi yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya motivasi siswa
sangat rendah, ini dapat dilihat keinginan siswa dalam mengikuti pelajaran
sangat rendah. sehingga guru harus memotivasi terus menerus saat kegiatan
belajar mengajar.
Pembelajaran
yang baik adalah pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan,
kondisi siswa, sarana yang tersedia serta tujuan pembelajarannya.
B.
Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi pendekatan dalam pembelajaran
2. Untuk mengetahui tipe-tipe pendekatan dalam
pembelajaran
C.
Manfaat
1. Mengetahui fungsi pendekatan dalam pembelajaran
2. Mengetahui tipe-tipe pendekatan dalam pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Istilah pendekatan berasal dari bahasa
Inggris approach yang memiliki beberapa arti di antaranya diartikan
dengan ’pendekatan’. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih
tepat diartikan a way of beginning something ‘cara memulai sesuatu’.
Karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah suatu ancangan atau
kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang
studi/mata pelajaran yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya
dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
Menurut
Akhmad Sudrajat dalam pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.
Fungsi
pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum dan langsung bagi
langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan. Sering dikatakan bahwa
pendekatan melahirkan metode. Artinya, metode suatu bidang studi, ditentukan
oleh pendekatan yang digunakan. Di samping itu, tidak jarang nama metode
pembelajaran diambil dari nama pendekatannya. Sebagai contoh dalam pengajaran
bahasa. Pendekatan SAS melahirkan metode SAS. Pendekatan langsung melahirkan
metode langsung. Pendekatan komunikatif melahirkar metode komuniatif.
Mohammad Surya (
2004 ) memberikan penjelasan secara praktis mengenai fungsi pendekatan
seperti berikut :
1. Memberikan
garis – garis rujukan untuk perancangan pembelajaran
2. Menilai
hasil – hasil pembelajaran yang telah dicapai
3. Mendiagnosis
masalah – masalah belajar
yang timbul, dan
4. Menilai
hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan
Bila
prinsip lahir dari teori-teori bidang-bidang yang relevan, pendekatan
lahir dari asumsi terhadap bidang-bidang yang relevan pula. Misalnya,
pendekatan pengajaran bahasa lahir dari asumsi-asumsi yang muncul terhadap
bahasa sebagai bahan ajar, asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan belajar,
dan asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan mengajar. Berdasarkan
asumsi-asumsi itulah kemudian muncul pendekatan pengajaran yang dianggap cocok
bagi asumsi-asumsi tersebut. Asumsi terhadap bahasa sebagai alat komunikasi dan
bahwa belajar bahasa yang utama adalah melalui komunikasi, lahirlah pendekatan
komunikatif.
B.
Perbedaan Prinsip dan Pendekatan
Supaya tidak salah pengertian
antara prinsip pengajaran dengan pendekatan pengajaran, berikut ini disajikan
beberapa perbedaan penting antara keduanya.
Prinsip
|
Pendekatan
|
Lahir dari teori-teori
|
Lahir dari
asumsi-asumsi
|
Berperan sebagai
kerangka teori metode pembelajaran.
|
Berperan sebagai ancangan
atau pedoman langsung metode pembelajaran.
|
Memberi pedoman kepada
metode pem-belajaran dalam banyak hal, seperti bahan, siswa, guru,
proses belajar mengajar.
|
Memberi pedoman kepada
metode pem-belajaran terutama dalam hal proses belajar mengajar.
|
Hubungannya dengan
metode (penyusunan metode bersifat tak lagsung dalam bentuk saran).
|
Hubungannya dengan
penyusunan metode bersifat langsung dan menentukan wujud metode. Metode lahir
dari pendekatan.
|
C. Perbedaan antara model, pendekatan,
strategi, metode, teknik, taktik pembelajaran
Perbedaan model, pendekatan, strategi, metode,
teknik, taktik pembelajaran Model Pembelajaran
|
Bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
|
Pendekatan Pembelajaran
|
Titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
|
Strategi Pembelajaran
|
Suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien
|
Metode pembelajaran
|
Cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
|
Teknik Pembelajaran
|
Cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara
teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas.
|
Taktik Pembelajaran
|
Gaya
seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan
metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan
humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang
satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan
alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam
gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru,
sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang
bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu
sekalkigus juga seni (kiat)
|
D. Tipe-tipe Pendekatan Pembelajaran
1.
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan Kontekstual atau Contextual
Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam
konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status
apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa
yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat
mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang
bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapinya. Pendekatan
kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen-komponen pembelajaran
yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar,
pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya
Dalam pengajaran kontekstual
memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :
a. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan
merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia
mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan
demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
b. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan
berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui
sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi
peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
c. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep
ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa
dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
d. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak
membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara
kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan.
Pengalaman kerjasama tidak hanya membantu siswa mempelajari bahan ajar, tetapi
konsisten dengan dunia nyata.
e. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar
dengan fokus pada pemahaman bukan hapalan.
2.
Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan
pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas
siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan
diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan
konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan
yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam
pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan
masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini
peran guru hanya sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran.
Olek karena itu , guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan
materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.
Jadi pendekatan konstruktivisme
merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Secara umum yang disebut
konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan
arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial. Tidak ada satupun
teori belajar tentang konstruktivisme, namun terdapat beberapa pendekatan
konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan
sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan
konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme sosial);
sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu lah yang utama
(konstruktivisme individu).
Konstrukstivisme Individu
Para psikolog konstruktivis yang
tertarik dengan pengetahuan individu, kepercayaan, konsep diri atau identitas
adalah mereka yang biasa disebut konstruktivis individual. Riset mereka
berusaha mengungkap sisi dalam psikologi manusia dan bagaimana seseorang
membentuk struktur emosional atau kognitif dan strateginya
Konstruktivisme Sosial
Berbeda dengan Piaget, Vygotsky
percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara sosial, yaitu terhadap apa yang
masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga
perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya
yang berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya membentuk
perkembangan dan kemampuan belajar individual.
Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme
a.
Dengan
adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi peserta didik
dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau
pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan
pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.
b.
Antara
pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang
ada dalam diri siswa.
c.
Setiap
siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari.
d.
Peran
guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan
dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai
dengan materi yang dipelajari.
3.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive
approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau
lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang
diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih
dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan
kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan deduktif merupakan proses
penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan
pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti
dengan contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan
khusus.
4.
Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada
pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut.
Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari
khusus menjadi umum.
Pendekatan induktif merupakan proses
penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
5.
Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan
yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar
tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep adalah klasifikasi
perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep merupakan
struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu
pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi
kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
6.
Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan
pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati
proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan
yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik
diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih
daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta
didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan
atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang
dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan,
keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
7.
Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan Science, Technology and
Society (STS) atau pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM)
merupakan gabungan antara pendekatan konsep, keterampilan proses,CBSA, Inkuiri
dan diskoveri serta pendekatan lingkungan. (Susilo, 1999). Istilah Sains
Teknologi Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris disebut Sains Technology
Society (STS), Science Technology Society and Environtment (STSE) atau Sains
Teknologi Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun istilahnya banyak namun
sebenarnya intinya sama yaitu Environtment, yang dalam berbagai kegiatan
perlu ditonjolkan. Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pendekatan terpadu
antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat. Adapun tujuan dari
pendekatan STM ini adalah menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal
pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah
dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang
telah diambilnya.
Filosofi yang mendasari pendekatan
STM adalah pendekatan konstruktivisme, yaitu peserta didik menyusun sendiri
konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya berdasarkan apa yang telah mereka
ketahui.
E. Implikasi Pendekatan Pembelajaran
1.
Pendekatan Pembelajaran Individual
Pembelajaran secara individual adalah
kegiatan mengajar guru yang menitikberatkan pada bantuan dan bimbingan belajar
kepada masing-masing individu. Pada pembelajaran ini, guru memberi bantuan pada
masing-masing pribadi. Contohnya, bantuan guru kelas tiga kepada siswa yang
membaca dalam hati dan menulis karangan. Pada membaca dalam hati secara
individual siswa menemukan kesukaran sendiri-sendiri.
2.
Pendekatan Pembelajaran berkelompok
Dalam pembelajaran ini, guru
memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih intensif.
Hal ini terjadi karena: (1) hubungan antarguru-siswa menjadi lebih sehat dan
akrab (2)siswa memperoleh bantuan, kesempatan, sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan, dan minat (3)siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar
Ciri-ciri yang menonjol pada
pembelajaran secara kelompok dapat ditinjau dari segi:
a.
Tujuan pengajaran pada kelompok kecil
Tujuan pengajaran pada kelompok kecil
adalah: (1)memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah secara rasional. (2)mengembangkan sikap sosial dan semangat
bergotong-royong dalam kehidupan (3)mendinamiskan kegiatan kelompok dalam
belajar sehingga tiap anggota merasa diri sebagai bagian dari kelompok yang
bertanggung jawab. (4)mengembangkan kemampuan kepemimpinan-keterpimpinan pada
tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok.
b.
Siswa dalam pembelajaran kelompok
kecil
Siswa dalam kelompok kecil adalah
anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan masalah kelompok. Kelompok kecil
merupakan satuan kerja yang kompak dan kohesif.
Ciri-ciri kelompok kecil yang
menonjol adalah: (1)tiap siswa merasa sadar diri sebagai anggota kelompok.
(2)tiap siswa merasa diri memiliki tujuan bersama berupa tujuan kelompok
(3)memiliki rasa saling membutuhkan dan saling tergantung (4)ada interaksi dan
komunikasi antar anggota (5)ada tindakan berasama sebagai perwujudan tanggung
jawab kelompok .
Agar kelompok kecil berperan
konstruktif dan produktif diharapkan: (1)anggota kelompok sadar diri menjadi
anggota kelompok (2)siswa sebagai anggota kelompok memiliki tanggung jawab
(3)tiap anggota kelompok membina hubungan akrab (4)kelompok mewujud dalam
satuan kerja yang kohesif.
c.
Guru sebagai pembelajar dan
pembelajaran kelompok
Peranan guru dalam pembelajaran kelompok terdiri dari:
a.
Pembentukan kelompok
Dengan pertimbangan tujuan yang akan
diperoleh siswa dalam berkelompok, latar belakang pengalaman siswa, serta minat
atau pusat perhatian siswa
b. Perencanaan tugas kelompok
Tugas kelompok dapat paralel (semua
kelompok memiliki tugas yang sama) atau komplementer (kelompok saling
melengkapi pemecahan masalah).
c.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan, guru dapat
berperan sebagai berikut: 1)pemberi informasi umum tentang proses belajar
kelompok 2)sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengendali ketertiban kerja
3)melakukan evaluasi.
3.
Pendekatan Pembelajaran Klasikal
Pembelajaran klasikal merupakan
kemampuan guru yang utama. Hal itu disebabkan oleh pengajaran klasikal
merupakan kegiatan mengajar yang tergolong efisien. Secara ekonomis, pembiayaan
kelas lebih murah. Jumlah siswa tiap kelas pada umumnya berkisar dari 10-45
orang. Dengan jumlah siswa sebanyak itu, guru masih dapat membelajarkan siswa secara
berhasil.
Pembelajaran kelas berarti
melaksanakan pengelolaan kelas, yaitu penciptaan kondisi yang memungkinkan
terjadinya kegiatan belajar dengan baik. Dan juga melaksanakan pengelolaan
pembelajaran yang bertujuan mencapai tujuan belajar.
Tekanan utama pembelajaran adalah
seluruh anggota kelas. Di samping penyusunan desain instruksional yang dibuat,
maka pembelajaran kelas dapat dilakukan dengan: (1)penciptaan tertib belajar
(2)penciptaan suasana senang dalam belajar (3)pemusatan perhatian pada bahan ajar
(4)Mengikutsertakan siswa belajar aktif (5)Pengorganisasian belajar sesuai
dengan kondisi siswa. Guru dapat mengajar seorang diri atau bertindak sebagai
tim pembelajar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
- Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah suatu ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
- Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum dan langsung bagi langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan. Sering dikatakan bahwa pendekatan melahirkan metode.
- Tipe-tipe pendekatan pembelajaran antara lain, pendekatan kontekstual, pendekatan konstruktivism, pendekatan deduktif, pendekatan induktif pendekatan konsep, pendekatan proses, pendekatan sains, teknologi, dan masyarakat
B.
Saran
- Melalui makalah ini pembaca dapat memahami materi pendekatan pembelajaran
- Melalui makalah ini pembaca mengetahui pentingnya proses pendekatan pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Macam-macam Pendekatan
Pembelajaran.
..\BAHAN\03 Pendekatan Pembelajaran\MAcam -Macam Pendekatan PeMBELajaRan «
chotem.htm
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: San Grafika