KATA PENGANTAR
Puji syukur atas
kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya makalah dengan judul
“Pembelajaran SETS Science, Environment, Technology, and Society” dapat
diselesaikan tepat waktu dengan mengangkat materi ajar “Mengidentifikasi
Alat-Alat Optik”. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran.
Penyusunan makalah ini
membutuhkan waktu yang panjang dan pemikiran mendalam. Ada beberapa referensi
dari internet yang mendukung isi dari makalah ini. Penyajian dari makalah ini
berupa pembahasan materi yang terkait dengan judul.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada
dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan arahan dan dukungan dalam penyusunan makalah ini
Saya menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu diharapkan
kritik dan saran yang membangun. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan teman-teman. Amin.
Makassar, Desember 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar isi................................................................................................................ iii
BAB
I.
Pendahuluan ............................................................................................ 01
BAB
II.
Pembahasan ........................................................................................... 02
BAB
III.
Penutup ................................................................................................ 10
1.
Kesimpulan ..................................................................................................... 10
2.
Saran ............................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ...................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada
mata kuliah Strategi Pembelajaran kita mengkaji model, tujuan, strategi,
metode, tekhnik, dan taktik pembelajarn. Jadi, mahasiswa diberi gambaran
mengenai hal terebut. Setelah kita ulas melalui diskusi tentang yang dikaji tersbut.
Hasil diskusi yang dicapai adalah strategi pembelajaran yang cocok untuk mata
pelajaran fisika berbasis SETS. Karena
pendekatan ini selalu mengaitkan antara sains, teknologi dan penggunaan sains
dan teknologi itu dalam masyarakat. Dengan penggunaan pendekatan itu di dalam
pembelajaran fisika maka dalam proses pembelajarannya, kita mempunyai
konsekuensi bahwa selain kita menanamkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep
atau prinsip-prinsip fisika, kita perlu juga menanamkan pemahaman siswa
terhadap teknologi yang berkaitan dengan konsep itu, dan kemungkinan
penggunaannya di lingkungan masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari.
Hakekat SETS dalam pendidikan merefleksikan
bagaimana harus melakukan dan apa saja yang bisa dijangkau oleh pendidikan
SETS. Pendidikan SETS harus mampu membuat peserta didik yang mempelajarinya
baik siswa maupun warga masyarakat benar-benar mengerti hubungan tiap-tiap
elemen dalam SETS. Hubungan yang tidak terpisahkan antara sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat merupakan hubungan timbal balik dua arah yang dapat
dikaji manfaat-manfaat maupun kerugian-kerugian yang dihasilkan. Pada akhirnya
peserta didik mampu menjawab dan mengatasi setiap problem yang berkaitan dengan
kekayaan bumi maupun isu -isu sosial serta isu-isu global, hingga pada akhirnya
bermuara menyelamatkan bumi.
Pendekatan SETS merupakan pendekatan berbasis
konteks yang memiliki peranan yang sangat penting dalam memotivasi anak dan
mengembangkan keaksaraan ilmiah mereka. Dengan demikian, tujuan pendekatan SETS
adalah untuk membentuk individu yang memiliki literasi sains dan teknologi
serta memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat dan lingkungannya Melalui makalah ini, penulis akan memperkenalkan
pembelajaran berbasis SETS dengan mengangkat materi ajar mendeskripsikan
alat-alt optic.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
SETS
di pulau Kapopposang
Dalam berbagai kasus, maka kita mengaitkan penerapan
SETS lingkungan dipelosok daerah
tertinggal
Sebagai mahasiswa yang dipersiapkan menjadi guru.
Tidak bisa kita pungkiri suatu saat kita akan mengajar di tempat yang jauh dari
kampung halaman kita. Artinya kita menjunjung tinggi keprofesionalan guru
dengan siap ditempatkan di mana saja. Sebagai contoh untuk Kabupaten Pangkajene
dan Kepulauan yang terdiri dari daratan, pegunungan, dan kepulauan. Namun,
sebagian besar daerah ini adalah daerah
kepulauan sehingga kemungkinan besar, guru-guru akan ditempatkan di pulau. Ini
adalah bagian dari konsekuensi dan bentuk pengabdian seorang guru.
Untuk makalah ini, saya mengangkat daerah kepulauan.
Penentuan daerah atau lokasi tempat dinas ini karena lingkungan adalah salah
satu unsure dalam pembelajaran SETS. Dipilih daerah tertinggal karena kita juga
harus memikirkan perataan pendidikan daerah terpencil dan membuka cakrawala
berpikr kita untuk kemajuan pendidikan di daerah. Kita harus iba dengan daerah-daerah
tertinggal. Bagaimana jika pembelajaran berbasis SETS juga diberlakukan pada lingkungan pulau.
Kita ketahui bahwa pembelajaran SETS, tidak terlepas
oleh rana lingkungan, sains, tekhnologi, dan masyarakat. Ke empat rana ini
saling berhubungan satu sama lain. Namun, pengkajian pembelajaran SETS kita
awali pada rana lingkungan. Untuk
rana lingkungan, sudah disebutkan sebelumnya kita memilih
daerah pulau sebagai sampel untuk di ulas dalam makalah ini.
Pulau
yang saya pilih sebagai sampel adalah Pulau Kappopposang. Uraian singkat untuk
memperkenalkan pulau ini. Secara administratif pulau
Kapoposang berada di Desa Mattiro Baji, Kecamatan Liukang Tuppabiring,
Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Propinsi Sulawesi Selatan. Terletak
pada bagian terluar kawasan Kepulauan Spermonde. Berdasarkan pemanfaatannya
luas wilayah daratan ± 297.990 Ha, yang dibagi atas tiga bagian yaitu kawasan
pemukiman, semak, dan kebun pohon kelapa. Lama perjalanan dapat ditempuh ± 4
jam menggunakan perahu tradisional (Jolloro’) dari Makassar. Menurut data yang
ada daratan pulau Kapoposang diperkirakan telah dihuni sejak 300 tahun lalu
(abad ke-16), oleh nelayan suku Bugis. Oleh sebab itu bahasa sehari-hari yang
digunakan adalah bahasa Bugis.
Gambaran situasi rana lingkungan untuk daerah ini. Aktifitas masyarakat setempat adalah
sebagai nelayan dengan memanfaatkan potensi laut: jenis ikan, taripang, dan
rumput laut. Peralatan yang digunakan sangatlah sederhana (tradisional),
kebanyakan masih menggunakan pancing ulur (hand line). Namun selain itu,
adapula yang menggunakan jaring (gae). Adapun sistem pemasaran yang dilakukan
para nelayan memiliki rantai penjualan yang amat singkat
(Nelayan-Penadah-Konsumen).
Lokasi Pulau Kapopposang merupakan pulau paling terluar dari gugusan pulau-pulau Spermonde. Keindahan alam masih terjaga dari kerusakan yang parah. Letaknya yang sangat strategis, dimana dapat dijangkau dari P. Kalimatan, Bali dan Jawa merupakan suatu peluang untuk dikembangkan untuk daerah pariwisata.
Besarnya potensi keanekaragaman hayati ekosistem terumbu karang disekitar pulau ini, menunjukkan bahwa kawasan pulau Kapoposang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan beberapa kawasan lain di dunia.
Lokasi Pulau Kapopposang merupakan pulau paling terluar dari gugusan pulau-pulau Spermonde. Keindahan alam masih terjaga dari kerusakan yang parah. Letaknya yang sangat strategis, dimana dapat dijangkau dari P. Kalimatan, Bali dan Jawa merupakan suatu peluang untuk dikembangkan untuk daerah pariwisata.
Besarnya potensi keanekaragaman hayati ekosistem terumbu karang disekitar pulau ini, menunjukkan bahwa kawasan pulau Kapoposang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan beberapa kawasan lain di dunia.
Untuk
kondisi alamnya sama dengan pulau-pulau lainnya bersuhu tinggi lumayan panas.
Sisi lain yang bisa diungkap di pulau, masyarakatnya masih menjunjung tinggi
rasa persatuan. Ini sesuai dengan ungkapan dari suku Makassar “abbulo sibatang” semangat persatuannya
masih tinggi dan penghargaannya terhadap sesama besar. Para pendatang seperti
guru yang di tugaskan di pulau sangat di hargai. Guru pendatang sering
diberikan makanan dari masyarakat pulau. Mereka segan dalam artian rasa saling
menghormati antar sesama masih terjaga. Nilai-nilai normative seperti adat
istiadat yang menjunjung tinggi sopan santun dan wujud ketaatan kepada sang
pencipta Allah SWT masih mengakar di diri mereka. Kearifan local seperti ini
sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Sebab sekarang nilai-nilai tersebut
sudah bergeser mengikuti zaman. Dalam pelaksanaan pendidikan menjadi pengarah
yang tepat untuk mencetak generasi-generasi berkarakter
Pada
rana sains. Sains adalah rana yang
harus dimiliki oleh masyarakat. Karena dari bidang sainslah, tekhnologi-teknogi
canggih bermunculan. Para ilmuwan dengan mengkaji ilmu sains dengan tekun yaitu
mempelajari konsep-konsep fisika dan mengembangkannya.
Di
daerah pulau yang menjadi keprihatinan kita, yaitu masih dikategorikan daerah
tertinggal karena jauh dari pusat pemerintahan. Sehingga, mengenai sains masih
tertinggal jauh. Dalam pendidikan, fasilitas-fasilitas yang membantu proses
pembelajaran sains belum bisa disanggupi pemerintah. Faktor lainnya adalah
pengajar yang kurang professional.
Di
pulau, sebenarnya banyak produk-produk sains yang bisa dijadikan kebutuhan
dalam mengatasi berbagai masalah. Misalnya, karena di pulau rawan ombak besar
di musim tertentu maka kita perlu menghadirkan pendeteksi ombak, dan masih
banyak lagi.
Sesuai kompetensi dasar yang saya peroleh
untuk dikaitkan dengan pembelajaran SETS
“Mendekripsikan Alat-alat Optic”. Dalam kontes pembelajaran hasil survey
lapangan masih banyak masyarakat dan siswa yang belum tahu contoh dari
alat-alat optic namun mengetahui kacamata dan teropong. Jadi, bisa disimpulkan
bahwa redaksi kalimat alat-alat optic masih asing di telinga masyarakat.
Sehingga, perlu diberi penjelasan bahwa mata, kacamata, teropong, kaca pembesar
adalah alat-alat optic, pembuatan alat-alat ini berdasarkan konsep fisika.
Kacamata yang mungkin sering dijumpai oleh masyarakat cara kerjanya menggunakan
prinsip fisika yang tentunya hanya dikaji melalui ilmu sains. Pengaplikasian
konsep fisika tentang optic sangat berguna bagi masyarakat umum.
Untuk tekhnologi yang cocok di Pulau Kapopposang dikaitkan dengan
kompetensi dasar tentang alat-alat optic. Karena pulau ini terkenal dengan daerah yang panorama bawah
laut kaya akan terumbu karang, dengan penataan pepohonan disepanjang pinggiran
pulau, pasir putih, dan pemukiman-pemukiman yang bersih. Setiap musim libur, pulau ini
dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Pulau Kapoposang memang
sangat indah dan memiliki banyak keistimewaan sebagai obyek wisata bahari.
Hijau karena berbagai macam pepohonan.
Dengan kelebihan yang dimiliki pulau, pemerintah
dapat mengembangkan daerah pulau ini dengan menjadikannya tempat wisata alam
dengan melengkapi dengan fasilitas-fasilitas menyelam, perahu, dll. Ini menjadi
dapat menarik animu wisatawan untuk berkunjung ke pulau. Dengan berlatar ini
maka teknologi yang cocok untuk daerah ini yang menyangkut alat-alat optic
berupa teropong untuk melihat kondisi ombak dari jarak jauh, juga kaca mata
menyelam yang dibuat berdasarkan konsep fisika, kaca pembesar untuk melihat
hewan-hewan kecil di pasir putih.
Semangat abbulo sibatang tepat jika kita masukkan ke
bagian dari proses pembelajaran. Karena dengan semangat tersebut maka kerja
sama siswa per satu kelompok dalam memecahkan masalah kuat. Juga terciptanya
kondisi yang memungkinkan antar siswa dapat berbagi ilmu pengetahuan yang
dimilikinya. Kerja sama yang baik juga mengandalkan rasa saling menghargai.
Maka, ini berdampak positif untuk membuat tekhnologi-tekhnologi sains. Seperti
yang dicontoh kan para penemu-penemu, dari hasil temuannya banyak orang-orang yang
dibelakangnya turut membantu.
Dengan tidak berbekal hanya ilmu pengetahuan saja
namun dalam hal sikap juga menunjang. Karena yang dibutuhkan negeri ini tidak
hanya orang cerdas namun berkarakter sehingga tidak ada
penyimpangan-penyimpangan negative. Inilah tujuan dari pembelajaran SETS untuk
mencetak output pintar,terampil,dan berkarakter
2.
Proses
Pembelajaran berwawasan SETS di pulau Kapopposang
Proses
pembelajaran:
Disinkronkan dengan Kompetensi Dasar pembelajaran
dan SETS yang berfokus kepada siswa. Adapun
tahap-tahap pengajaran yang tertera pada RPP seperti berikut ini:
1.
Kegiatan awal
Ini
adalah kegiatan pendahuluan. Dimana aktifitas guru menyampaikan tujuan ajar.
Dimana tujuan pembelajarannya siswa diharapkan dapat mencapai point yang
disampaikan yaitu siswa dapat mendeskripsikan seputar alat-alat optic berupa
bagian-bagiannya, prinsip kerja, dan penerapannya. Jadi, guru menyampaikan
hal-hal penting yang harus dikuasai siswa
Pada
kegiatan ini pula, guru memberi motivasi kepada siswa dengan mengemban semangat
abbulo sibatang. Yang mana, dalam ungkapan ini juga mengandung makna siri,
napacce, sipakatau, sipakalebbi. Arti dari kata siri adalah mempunyai rasa
malu, napacce adalah kata yang menujukkan oarng yang diajak bicara itu punya
kekurangan, sipakatau artinya dalam hidup bermasyarakat kita harus
mempertahankan saling mengenal tidak memandang ras, derajat, dll juga rasa
hormat terhadap yang tua dan rasa sayang kepada yang muda.
Ungkapan-ungkapan
ini sangat cocok untuk diterapkan di pulau Kapopposang karena sesuai latar
lingkungannya. Sirik atau rasa malu yang tumbuh pada setiap individu. Ini
berdampak positif dalam pembelajaran. Misalnya, seorang siswa
membanding-bandingkan nilainya dengan nilai temannya yang lain. Dan siswa
tersebut berada dalam kategori rendah. Siswa yang mempunyai rasa sirik ini
menjadi motivasi tersendiri untuk memperbaiki diri dengan tekun belajar.
Awalnya dari rasa malu membuat motivasi belajarnya tinggi.
Untuk
pacce kita bawa ke kondisi, disaat siswa menyadari kemampuan dirianya tidaklah
punya daya tangkap yang cepat dalam menerima pelajaran. Siswa ini menganggap
dirinya pacce. Ini juga memberikan kondisi agar siswa tersebut tidak putus asa.
Di sini guru juga perlu berperan memberi motivasi mengenai orang cerdas dengan
orang biasa yang tekun.
Sipakatau
dan sipakalebbi. Tugas guru tidak hanya menyampaikan materi saja, juga harus
menanamkan nilai-nilai normatf kepada
anak didiknya seperti sipakatau, sipakalebbi. Yang artinya sudah disebutkan di
atas.
2.
Kegiatan Inti
Kegiatan ini sudah masuk pada bagian inti dari
pembelajaran, yang mana dibagi dari 4 bagian:
Elaborasi:
Aktivitas guru pada bagian ini, guru memberi penjelasan
materi berdasarkan tujuan dari materi ajar. Guru tidak harus menjelaskan secara
keseluruhan cukup inti-intinya saja. Selebihnya, siswa menambah ilmunya dengan
membaca buku berbagai referensi. Perlu diketahui bahwa batas untuk duduk
mendengarkan penjelasan guru paling
ideal 1,5 jam. Lebih dari jam itu maka apa yang dikatakan guru akan menjadi
sia-sia. Siswa akan sendirinya mengantuk dan lelah. Respon dari siswa yaitu
mencatat hal-hal penting dari apa yang disampaikan guru dan mengajukan
pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dimengertinya.
Pada bagian in pula, guru memberi penjelasan bahwa
keterkaitan materi ajar “alat-alat optic” dengan sains tekhnologi dan abbulo sibatang
Dari ilmu sains yang dikaji menggunakan konsep
fisika mengantarkan bermunculannya produk-produk teknologi. Seperti alat-alat
optic. Mata adalah salah satu alat optic, diideskripsikan komponen dari mata
yaitu bagian-bagian dan fungsinya, serta cara kerjanya. Mata manusia ada yang
normal dan sudah mengalami kerusakan karena berbagai factor. Munculnya
kerusakan mata pada manusia sehingga menginspirasi manusia untuk membuat dan
merancang kacamata yang juga sebagai alat optic. Alat optic merupakan bentuk
produk teknologi.
Sesuai dengan
karakteristik pulau Kapopposang yang kaya akan keanekaragaman bawah laut
sehingga masyarakat dengan pemerintah dapat bekerja sama untuk mengolah pulau
tersebut sebagai ladang pekerjaan dan investasi.
Alat optic teropong yang ditempatkan pada kapal
selam, atau kacamata menyelam untuk para penyuka diving. Tidak hanya itu guru
menjelaskan dampak yang bisa ditimbulkan dari produk-produk optic berupa
alat-alat optic yang tidak asing di masyarakat kita seperti kamera pada hp, dll
Dampak produk
teknologi alat-alat optic bagi masyarakat
Sesuai penjelasan di atas bahwa dengan mempelajari
alat-alat optic siswa diharapkan tidak hanya mengetahui konsep fisikanya. Agar
lebih tersimpan diingatan maka siswa harus mengaitkan konsep fisika dengan
masyarakat agar dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan konsep
fisika. Problema dalam masyarakat adalah rabun pada mata dengan menggunakan
konsep fisika maka dirancang alat teknologi yaitu kacamata dengan menyesuaikan
rabun mata yang dideritanya. Tidak hanya itu, dengan berbekal konsep fisika
pembuatan kaca mata maka ini menginspirasi masyarakat untuk membuka lapangan
kerja pembuatan kaca mata.
Begitupun kamera, dampak yang dirasakan masyarakat
sebagai pengguna kamera untuk banyak keperluan ini mempermudah manusia untuk
pengambilan gambar, juga menjadi iklim kondusif untuk menginspirasi masyarakat
membuka lapangan kerja percetakan foto. Dampak negative untuk teknologi kamera,
sering kita jumpai masyarakat menggunakan kamera tidak sesuai dengan manfaatnya
seperti pengambilan gambar fulgar juga kamera video memberi kesempatan
masyarakat untuk merekam video yang tidak pantas.
Eksplorasi:
Guru untuk menguji pemahaman siswa dari penjelasan
yang disampaikan, guru memberi pertanyaan seputar materi ajar dan memberi kasus
berupa pemecahan masalah. Yang mana rumusan masalahnya, Untuk lingkungan pulau dan dikaitkan dengan
alat-alat optic. Alat-alat optic apa yang cocok digunakan untuk pulau
kapopposang ? dan Apa fungsi dari alat-alat optic terebut bagi masyarakat luas?
Tugas ini merupakan pengembangan dari penjelasan guru pada tahap elaborasi
Konfirmasi:
Sesuai dengan pemberian tugas pada tahap eksplorasi,
guru kembali menagih tugas yang diberikan. Kemudian di diskusikan kembali hasil
setoran tugas dari siswa. Apakah alat-alat optic tersebut mempunyai peran besar
untuk meningkatkan taraf hidup, dan
mempermudah pekerjaan.
1.
Penutup
Evaluasi:
Guru memberi
kesempatan siswa untuk menyampaikan kesimpulan dari materi “alat-alat optic”. Kemudian, guru memberi
kesimpulan ulang yang lebih tepat. Masing-masing siswa diharapkan juga mencatat
kesimpulan dari pembelajaran
Tindak lanjut:
Untuk tindak lanjut pada bagian konfirmasi. Guru
menugaskan siswa dari hasil diskusi tersebut disosialisasikan kembali
kemasyarakat. Bagaimana respon masyarakat terhadap aspirasi-aspirasi siswa
tentang alat-alat optic tersebut?
Dari empat ranah yang disajikan SETS, mulai dari
lingkungan, abbulo sibatang, dan sains/tekhnologi memiliki keterkaitan dengan
proses pembelajaran yang ada di atas dari kegiatan awal sampai penutup
Jadi, dari
proses pembelajaran dengan materi “mendeskripsikan alat-alat optic” yang
dikaitkan dengan aspek abbolo sibatang (kearifan local masyarakat pulau), dan
sains teknologi. Dengan aspek-aspek di
atas jika diterapkan dalam pembelajaran maka kita dapa mencetak generasi-generasi
muda yang tau bija dalam bahasa Makassar yang artinya orang baik yang pintar,
terampil, dan berkarakter.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pendekatan SETS berupaya memberikan pemahaman tentang peranan lingkungan
terhadap sains, teknologi, masyarakat. Sebaliknya peranan masyarakat terhadap
arah perkembangan sains, teknologi dan keadaan lingkungan. Termasuk juga
peranan teknologi dalam penyesuaiannya dengan sains, manfaatnya terhadap
masyarakat dan dampak-dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Tidak
ketinggalan peranan sains untuk melahirkan konsep-konsep yang berdaya guna
positif, keterlibatannya pada teknologi yang dipakai maupun pengaruhnya
terhadap masyarakat dan lingkungan secara timbal balik.
2. Wawasan
SETS (Science, Environment, Technology, Society) yang diaplikasikan ke
dalam proses pembelajaran Fisika diyakini dapat dapat membawa sistem pendidikan
untuk menghasilkan lulusan yang dapat menerapkan pengetahuan yang diperolehnya
guna meningkatkan kualitas hidup manusia tanpa harus membahayakan lingkungannya.
B. Saran
1. Masih banyak kekurangan dari isi
makalah ini. Jadi, penambahan referensi yang sesuai tema harus diperbanyak
2. Makalah ini sebagai gambaran
penerapan pembelajaran berbasis SETS di daerah pulau. Hanya berupa wacana
sehingga perlu di adakan penelitian untuk mengembangkan pengkajian ini.
3. Karena penyusun dibatasi oleh
pemberian material ajar. Sehingga ulasan sempit harus dikaitkan dengan materi
ajar tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous1. 2012. Pembelajarn Fisika Berbasis SETS. http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pembelajaran-fisika-dengan-pendekatan-sets/
Anonimous2. 2012. Penerapan Pendekatan SETS. http://bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/PendekatanSETS.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar